3 research outputs found

    Black Panther: A Characterization Study of Erik Killmonger’s Machiavellianism

    Get PDF
    The study discusses and analyzes the characterization of a secondary character in the movie Black Panther, Erik Killmonger whose status as a villain described as a Machiavellian; a person known to be gruesome and unreliable to acquire everything he desires by any means necessary. The study functions as a source of knowledge for everyone who wishes to comprehend the deeper issue of a secondary character existence in a movie who does not get enough recognition, unlike the main character. This study used collecting and observing methods to acquire the data, Black Panther movie along with the movie script. A Qualitative research method is used to answer the problems of the study. It examined Killmonger’s characterization by using three theories; tridimensional aspects, Black Nationalism, and Machiavellianism. Discussion of Black History counts as a great necessity to give a clearer sense of the character’s background who described as an African-American male. Lastly, a descriptive method to analyze the problems and present the analysis is chosen to complete this study. The results of this study found innovative discussions on a Machiavellian character on the parameters of self-determination, nationalism, and racial prejudice. Killmonger’s Machiavellian character is categorized to have “cold” emotionality, lack of empathy, and manipulative. The study results also delivered fundamental truths about the current political and cultural situation in the United States, in which people still seek persistence in their everyday lives based on racial boundaries reflected by Killmonger’s mission as an African-American

    ESTETIKA DAN MAKNA BUSANA POLENG PEMANGKU DI PURA AGUNG PETILAN KESIMAN, DENPASAR

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara lebih mendalam bagaimana estetika busana poleng pemangku di Pura Agung Petilan Kesiman, Denpasar yang memiliki aspek keindahan. Di samping itu juga untuk mengetahui makna kain poleng pada busana pemangku. Lokasi penelitan di Desa Pakraman Kesiman tepatnya di Pura Agung Petilan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori estetika dengan memperhatikan enam prinsip desain yaitu irama, kesatuan, keseimbangan, kesederhanaan, proporsi, dan dominasi. Di samping itu juga digunakan teori semiotika kode untuk menjelaskan makna dalam busana poleng pemangku di Pura Agung Petilan Kesiman, Denpasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, estetika yang berkembang, baik dalam jiwa maupun ide yaitu terdiri atas kekuatan, kewibawaan, keagungan, kesucian, dan keberanian. Kemudian dianalisis dengan prinsip desain yang terdiri atas irama, kesatuan, dominasi, keseimbangan dan proporsi. Pada pemaknaan busana poleng pada pemangku pengluran ini dipaparkan berdasarkan pemaknaan dari pihak pelaku dan penikmat. Makna busana poleng pemangku pada upacara Pengrebongan di Pura Agung Petilan Kesiman, Denpasar dibahas menggunakan elemen busana keenam pemangku secara satu persatu melalui kode yang terkandung di dalamnya. Simpulan penelitian ini dari aspek estetika secara keseluruhan, busana poleng pemangku sudah memenuhi prinsip desain pembentuk estetika. Secara kesatuan unsur desain telah menyatu tidak terpisahkan. Di pihak lain pemaknaan dari sudut pandang penikmat adalah busana poleng dapat dimaknai sebagai kekuatan, kewibawaan, keagungan, kesucian, dan keberanian pemangku pengluran pada upacara Pengrebongan. Selain itu juga busana poleng dapat menjadi penentu kesuksesan upacara Pengrebongan. Kata kunci: poleng, Pengrebongan, estetika, makn

    PROCEEDING SEMINAR NASIONAL: SENI RUPA NUSANTARA BASIS KEUNGGULAN NASIONAL TAHUN 2016

    No full text
    Om Swastiastu, Seminar Nasional pada tanggal 28 Oktober 2016, diselenggarakan oleh Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar dan diikuti oleh 17 pemakalah inti dan artikel pendamping yang dihimpun dalam buku Procceding Seminar Nasional 2016: “Seni Rupa Nusantara Basis Keunggulan Indonesia”. Makalah Seminar Nasional ini call for pa- per, sangat berarti bagi FSRD-ISI Denpasar dalam bentuk procceding yang ber ISBN 978-602- 9855-8-3. Seminar nasional ini juga menghadirkan keynote speaker Wali Kota Denpasar, I.B Rai Dharmawijaya Mantra, Pembicara sesi (I) Prof. Dr. Agus Burhan (Rektor ISI Yogyakarta), Pembicara sesi (II) Dr. Dody Wyancoko (Dosen ITB Bandung), dan Pembicara sesi (III) Dr. I Wayan Kun Adnyana ISI Denpasar. Seminar nasional akan diarahkan untuk mengembangkan “cara berpikir” dari berbagai aspek dalam studi seni rupa dan desain, termasuk media rekam untuk penciptaan suatu karya. Panitia penyelenggara mewakili institusi FSRD-ISI Denpasar yang menjadi tuan rumah seminar nasional, mengucapkan banyak terima kasih atas partisi- pasi para akademisi dan para pemerhati seni rupa Indonesia seperti: Seni Lukis, Seni Patung, Produk Kriya, Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, Fotografi, Desain Mode, Film dan Televisi kemudian mempresentasikan dalam seminar nasional ini. Adapun bentuk sub tema: 1). Eksplorasi Seni Rupa Nusantara; 2). Keragaman Seni Rupa Nusantara, 3). Peluang studi dan penelitian; 4). Konsep dan filosofi Seni Rupa Nusantara. Dengan kerendahan hati panitia men- gucapkan selamat berseminar, terutama kepada peserta utusan dari; Universitas Negeri Malang (UNM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung, Uni- versitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universita Mahasaraswati (UNMAS) Denpasar, Universitas Bunda Mulia Jakarta, dan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Dengan penuh harapan, bahwa kegiatan seminar nasional ini dapat terselenggara den- gan sukses membawa pengalaman baru serta persahabatan abadi. Atas nama panitia, tidak lupa kami mengucapkan mohon maaf apabila ada pelayanan yang kurang memuaskan dan mungkin dilain waktu bisa lebih baik lagi penyelenggaraannya. Salam seni dan budaya. Om Santih Santih Santih O
    corecore